KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas Nugrahan-Nya
lah laporan yang berjudul “Efek Fotolistrik“ ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak, tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa isi makalah
ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak. Semoga laporan yang
penulis buat ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi para pembaca.
Palu , Desember 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
pengantar
Daftar
isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.2.
Tujuan
1.3. Alat dan Bahan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE
PENELITIAN
3.1.
Jenis Penelitian
3.2.
Waktu dan tempat
3.3.
Prosedur Kerja
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Pengamatan
4.2. Analisa Data
4.3. Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
5.2.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Untuk
membangkitkan tenaga listrik dari cahaya matahari kita mengenal istilah sel
surya. Namun tahukah kita bahwa sel surya itu sebenarnya memanfaatkan konsep
efek fotolistrik. Efek ini akan muncul ketika cahaya tampak atau radiasi UV
jatuh ke permukaan benda tertentu. Cahaya tersebut mendorong elektron keluar
dari benda tersebut yang jumlahnya dapat diukur dengan meteran listrik. Konsep
yang sederhana ini tidak ditemukan kemudian dimanfaatkan begitu saja, namun
terdapat serangkaian proses yang diwarnai dengan perdebatan para ilmuan hingga
ditemukanlah definisi cahaya yang mewakili pemikiran para ilmuan tersebut,
yakni cahaya dapat berprilaku sebagai gelombang dapat pula sebagai pertikel.
Sifat mendua dari cahaya ini disebut dualisme gelombang cahaya.
Meskipun
sifat gelombang cahaya telah berhasil diaplikasikan sekitar akhir abad ke-19,
ada beberapa percobaan dengan cahaya dan listrik yang sukar dapat diterangkan
dengan sifat gelombang cahaya itu. Pada tahun 1888 Hallwachs mengamati bahwa
suatu keping itu mula-mula positif, maka tidak terjadi kehilangan muatan.
Diamatinya pula bahwa suatu keping yang netral akan memperoleh muatan positif
apabila disinari. Kesimpulan yang dapat ditarik dari pengamatan-pengamatan di
atas adalah bahwa cahaya ultraviolet mendesak keluar muatan litrik negatif dari
permukaan keping logam yang netral. Gejala ini dikenal sebagai efek
fotolistrik. Uraian diatas merupakan pengantar untuk memasuki sebuah penjelasan
yang lebih detail dan mendalam tentang efek fotolistrik. Ada beberapa hal yang
akan dibahas oleh penulis disini seperti sejarah penemuan efek fotolistrik, sekilas
tentang efek fotolistrik, pengertian dan pengkajian mendalam tentang efek fotolistrik,
soal-soal dan pembahasan dan aplikasi efek fotolistrik dalam kehidupan
sehari-hari.
Terdapat
begitu banyak manfaat dari efek fotolistrik ini, tentunya akan kita ketahui
melalui pengkajian yang mendalam melalui materi ini dan harapan kita tentunya
agar kita dapat mengaplikasikannya atau minimal dapat menjelaskannya kepada
orang disekitar kita tentang sebuah fenomena fisika yang begitu memukau ini.
1.2.Tujuan
- Mempelajari efek /gejala efek fotolistrik secara eksperimen.
- Menentukan nilai konstanta planck melalui eksperimen.
1.3.Alat
dan Bahan
- Photodiode (2 mm, 4 mm, 5 mm)
- Power supply
- Kabel penghubung secukupnya
- Lampu mercury
- Mercury light source enclosure
- Photoelectric Effect Apparatus
- Dudukan base
- Filter Optik (Filter: 365 nm, 405 nm, 436 nm, 546 nm, 577 nm)
- Kabel banana 2 buah
- Kabel BNC Connector
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Efek
fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya logam)
ketika dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak
dan radiasi ultra ungu) yang berada di atas frekuensi ambang tergantung pada
jenis permukaan. Istilah lama untuk efek fotolistrik adalah efek Hertz (yang
saat ini tidak digunakan lagi). Hertz mengamati dan kemudian menunjukkan bahwa
elektrode diterangi dengan sinar ultraviolet menciptakan bunga api listrik
lebih mudah.
Efek
fotolistrik merupakan proses perubahan sifat-sifat konduksi listrik di dalam
material karena pengaruh cahaya atau gelombang elektromagnetik lain. Efek ini
mengakibatkan terciptanya pasangan elektron dan hole di dalam semikonduktor,
atau pancaran elektron bebas dan ion yang tertinggal di dalam metal.
Efek
fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa electronvolts sampai
lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik
menyebabkan langkah-langkah penting dalam memahami sifat kuantum cahaya,
elektron dan mempengaruhi pembentukan konsep Dualitas gelombang-partikel.
fenomena di mana cahaya mempengaruhi gerakan muatan listrik termasuk efek
fotokonduktif (juga dikenal sebagai fotokonduktivitas atau photoresistivity ),
efek fotovoltaik , dan efek foto elektrokimia .
Sebelum
menjelaskan mengenai fenomena efek fotolistrik, kita harus mengetahui
sifat-sifat dari cahaya. Menurut teori modern, cahaya merupakan bagian dari
spektrum gelombang elektromagnetik dan juga merupakan sebuah partikel yang
memiliki paket energi yang disebut dengan foton. Oleh karena itu cahaya
menganut dualisme gelombang-partikel, yaitu cahaya dapat berupa gelombang dan
juga dapat berupa partikel. Efek fotolistrik membantu menjelaskan mengenai
dualisme ini. Albert Einstein adalah orang yang menjelaskan mengenai efek ini
dan meraih Nobel Prize In Physics pada tahun 1921.
Cahaya
merupakan paket energi, maksudnya cahaya yang terdapat di alam memiliki energi
yang besarnya terkuantitas dan merupakan kelipatan dari bilangan bulat. Energi
dari sebuah foton didefinisikan dengan persamaan Planck yaitu , dimana h adalah konstanta Planck yang
besarnya h = 6,625×10-34 J.s dan f adalah frekuensi dari foton (cahaya)
tersebut.
Konsep
penting yang dikemukakan Einstein sebagai latar belakang terjadinya efek
fotolistrik adalah bahwa satu elektron menyerap satu kuantum energi. Satu
kuantum energi yang diserap elektron digunakan untuk lepas dari logam dan untuk
bergerak ke pelat logam yang lain. Hal ini dapat dituliskan sebagai
Energi
cahaya = Energi ambang + Energi kinetik maksimum elektron
E
= W0 + Ekm
hf
= hf0 + Ekm
Ekm
= hf – hf0
Prinsip
kerja dari efek fotolistrik adalah ketika cahaya menabrak lapisan logam
tertentu, kemudian elektron di dalamnya akan terhempas keluar. Elektron akan
terhempas keluar hanya jika energi dari cahaya lebih besar dari fungsi kerja
logam. Pada efek fotolistrik, diperoleh bahwa banyaknya elektron yang terlepas
dari permukaan logam (katoda) sebanding dengan intensitas cahaya yang menyinari
permukaan logam tersebut.
Pada
percobaan efek fotolistrik, ada batas frekuensi cahaya terendah yang
menyebabkan elektron di katoda melepaskan diri dari atom. Frekuensi terendah
cahaya yang digunakan agar terjadi peristiwa fotolistrik disebut frekuensi
ambang. Oleh karena, frekuensi cahaya berkaitan erat dengan energi foton,
energi terkecil yang digunakan untuk menghasilkan arus elektron.
Karakteristik
efek fotolistrik, yaitu sebagai berikut :
1. Hanya
cahaya yang sesuai yang memiliki frekuensi yang lebih besar dari frekuensi
tertentu saja yang memungkinkan lepasnya elektron dari pelat logam atau
menyebabkan terjadi efek fotolistrik (yang ditandai dengan terdeteksinya arus
listrik pada kawat). Frekuensi tertentu dari cahaya dimana elektron terlepas
dari permukaan logam disebut frekuensi ambang logam. Frekuensi ini berbeda-beda
untuk setiap logam dan merupakan karakteristik dari logam itu.
2. Ketika
cahaya yang digunakan dapat menghasilkan efek fotolistrik, penambahan
intensitas cahaya dibarengi pula dengan pertambahan jumlah elektron yang terlepas
dari pelat logam (yang ditandai dengan arus listrik yang bertambah besar).
Tetapi, Efek fotolistrik tidak terjadi untuk cahaya dengan frekuensi yang lebih
kecil dari frekuensi ambang meskipun intensitas cahaya diperbesar.
3. Ketika
terjadi efek fotolistrik, arus listrik terdeteksi pada rangkaian kawat segera
setelah cahaya yang sesuai disinari pada pelat logam. Ini berarti hampir tidak
ada selang waktu elektron terbebas dari permukaan logam setelah logam disinari
cahaya.
Penerapan
Efek Fotolistrik dalam kehidupan sehari-hari
Salah
satu penerapan efek fotolistrik dalam kehidupan adalah dalam dunia hiburan.
Dengan bantuan alat elektronika saat itu, suara dubbing film direkam dalam
bentuk sinyal optik disepanjang pinggiran keping film. Pada saat film diputar,
sinyal ini dibaca kembali melalui proses efek fotolistrik dan sinyal listriknya
diperkuat dengan menggunakan amplifier tabung sehingga menghasilkan film
bersuara.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang
digunakan yaitu penelitian langsung
3.2. Waktu
dan Tempat
- Waktu : Rabu, 09 Desember 2015
- Tempat : Laboratorium Fisika Modern FKIP UNTAD
3.3. Prosedur
Kerja
- Menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan dalam percobaan
- Merangkai alat seperti gambar di bawah ini
- Memposisikan Mercury Lamp tertutup dengan Lampu Mercury Cap dari kotak Filter Optical.Dan Photodiode dengan Photodiode tersebut Cap dari kotak Filter Optical.
- Menyalakan tombol POWER pada posisi ON kemudian tombol Mercury Lamp di power suplly di posisi ON
- Menyalakan power pada Photoelektric Efek Apparatus
- Mengatur posisi pada current rangepada posisi 10-13dan volatage pada posisi Rentang ke -2 - 0 V.
- Biarkan sumber cahaya dan peralatan untuk pemanasan selama beberapa menit.
- Kalibrasi arus Photoelektric Efek Apparatus
b. Mengatur nilai arus dengan menggunakan current calibration pada posisi nol
c. Lalu kemudian memsang kembali ke-3 kabel
Pengukuran
a. Untuk lubang bidik 2 mm
1.Pada
jendela photo dioda, kita Menempatkan lubang bidik 2 mm diameter aperture dan
filter 365 nm
2.Membuka
Cap pada Mercury Lamp. Sehingga cahaya merkuri akan masuk pada photo dioda.
3.Menyusuaikan
arus pada tombol current menunjukan angka nol
4.Mencatatat
besarnya potensial yang terjadi pada tabel pengamatan.
5.Menutup
jendela Mercury Lamp dengan cap
6.Mengganti
filter 365 nm dengan filter 405 nm.
7.Mengulangi
langkah ke-2 s/d 5 pada perlakuan di filter 365 nm
8.Mengganti
filter 405 nm dengan filter 436 nm.
9.Mengulangi
langkah ke-2 s/d 5 pada perlakuan di filter 365 nm
10. Mengganti
filter 436 nm dengan filter 546 nm.
11. Mengulangi
langkah ke-2 s/d 5 pada perlakuan di filter 365 nm
12. Mengganti
filter 546 nm dengan filter 577 nm.
13. Mengulangi
langkah ke-2 s/d 5 pada perlakuan di filter 365 nm
14. Menutup
Mercury lamp dengan cap
b. Untuk lubang bidik 4 mm
1.Pada
jendela photo dioda, kita Menempatkan lubang bidik 4 mm diameter aperture dan
filter 365 nm
2.Mengulangi
langkah ke-2 s/d 15 pada perlakuan di lubang bidik 2 mm.
c. Untuk lubang bidik 8 mm
1.Pada
jendela photo dioda, kita Menempatkan lubang bidik 8 mm diameter aperture dan
filter 365 nm
2.Mengulangi
langkah ke-2 s/d 15 pada perlakuan di lubang bidik 2 mm.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Pengamatan
Ø Untuk lubang bidik berdiameter 2 mm
No
|
𝜆 (nm)
|
VS (volt)
|
v (Hz)
|
1.
|
365
|
-1,058
|
8,22 x 1014
|
2.
|
405
|
-0,679
|
7,41 x 1014
|
3.
|
436
|
-0,566
|
6,88 x 1014
|
4.
|
546
|
-0,140
|
5,49 x 1014
|
5.
|
577
|
-0,052
|
5,20 x 1014
|
Ø Untuk
lubang bidik berdiameter 4 mm
No
|
𝜆 (nm)
|
VS (volt)
|
v (Hz)
|
1.
|
365
|
-1,484
|
8,22 x 1014
|
2.
|
405
|
-0,947
|
7,41 x 1014
|
3.
|
436
|
-0,888
|
6,88 x 1014
|
4.
|
546
|
-0,345
|
5,49 x 1014
|
5.
|
577
|
-0,119
|
5,20 x 1014
|
Ø
Untuk lubang bidik berdiameter 8 mm
No
|
𝜆 (nm)
|
VS (volt)
|
v (Hz)
|
1.
|
365
|
-1,569
|
8,22 x 1014
|
2.
|
405
|
-1,082
|
7,41 x 1014
|
3.
|
436
|
-0,983
|
6,88 x 1014
|
4.
|
546
|
-0,432
|
5,49 x 1014
|
5.
|
577
|
-0,198
|
5,20 x 1014
|
4.2.
Analisa Data
Untuk nilai v (Hz) untuk semua lubang
bidik
Ø v=
= 8,2
x 1014 Hz
Ø v =
=7,4 x 1014
Hz
Ø v =
=
6,8
x 1014Hz
Ø v =
=5,4
x 1014Hz
Ø v =
=5,1
x 1014Hz
a. Diameter
2 mm
No
|
𝜆 (nm)
|
v(1014)
|
V
|
v.V (1014)
|
v 2 (1028)
|
1
|
365
|
8,22
|
1,058
|
8,697
|
67,568
|
2
|
405
|
7,41
|
0,679
|
5,031
|
54,908
|
3
|
436
|
6,88
|
0,566
|
3,894
|
47,334
|
4
|
546
|
5,49
|
0,140
|
0,769
|
30,140
|
5
|
577
|
5,2
|
0,052
|
0,270
|
27,04
|
Rata2
|
6,640
|
0,499
|
3,732
|
45,398
|
b. Diameter
4 mm
No
|
𝜆 (nm)
|
v(1014)
|
V
|
v.V (1014)
|
v 2 (1028)
|
1
|
365
|
8,22
|
1,484
|
12,198
|
67,57
|
2
|
405
|
7,40
|
0,947
|
7,008
|
54,91
|
3
|
436
|
6,88
|
0,888
|
6,109
|
47,33
|
4
|
546
|
5,49
|
0,345
|
1,894
|
30,14
|
5
|
577
|
5,19
|
0,119
|
0,618
|
27,04
|
Rata2
|
6,640
|
0,757
|
5,565
|
45,398
|
c. Diameter
8 mm
No
|
𝜆 (nm)
|
v(1014)
|
V
|
v.V (1014)
|
v 2 (1028)
|
1
|
365
|
8,22
|
1,569
|
12,897
|
67,57
|
2
|
405
|
7,40
|
1,082
|
8,007
|
54,91
|
3
|
436
|
6,88
|
0,983
|
6,763
|
47,33
|
4
|
546
|
5,49
|
0,432
|
2,372
|
30,14
|
5
|
577
|
5,19
|
0,198
|
1,028
|
27,04
|
Rata2
|
6,640
|
0,853
|
6,213
|
45,398
|
4.3. Pembahasan
Efek
fotolistrik merupakan proses perubahan sifat-sifat konduksi listrik di dalam
material karena pengaruh cahaya atau gelombang elektromagnetik lain. Efek ini
mengakibatkan terciptanya pasangan elektron dan hole di dalam semikonduktor,
atau pancaran elektron bebas dan ion yang tertinggal di dalam metal.
Adapun alat dan bahan yang digunakan
dalam percobaan ini yaitu, Filter optik yang berfungsi sebagai penangkap sinar
yang dipancarkan oleh mercury lamp dan meneruskannya dalam bentuk gelombang
menuju photodioda, Apertures berfungsi untuk menentukan
bukaan seberapa kecil atau besarnya bukaan lensa. Semakin besar bukaan lensa
maka semakin besar pula cahaya yang masuk, dan sebaliknya semakin sempit bukaan
lensa maka semakin sedikit cahaya yang masuk. Cap berfungsi untuk
menutup jendela mercury lamp, Mercury Light Source Enclosure berfungsi sebagai
Penguat saat memiliki sensitivitas yang tinggi dan sangat stabil dalam rangka
meningkatkan akurasi pengukuran, Photodiode Enclosure berfungsi sebagai tempat
keluar masuknya cahaya, Power Supply berfungsi sebagai fungsi perangkat keras
yang memberikan atau menyuplai arus listrik yang sebelumnya diubah dari bentuk
arus listrik yang berlawanan atau AC, menjadi arus listrik yang searah atau
biasa disebut sebagai arus DC. Fotolistrik Efek Aparatur berfungsi untuk
menghasilkan efek arus fotolistrik, Banana-plug Tali patch, Merah dan Biru
berfungsi sebagai penghubung arus dari power supplay menuju photo diode dan BNC
Connector Cable berfungsi untuk menghubungkan Photodiode Enclosure
Pada percobaan ini kami menggunakan tiga
ukuran untuk lubang bidik yaitu lubang bidik 2 mm, 4 mm, dan 8 mm yang kemudian
dengan panjang gelombang yang ditentukan untuk setiap lubang bidik
berturut-turut yaitu 365 nm, 405 nm, 436 nm, 546 nm, dan 577 nm. Pada setiap
panjang gelombang akan ditentukan stopping potensialnya. Dimana pada saat
cahaya dari lampu mercury mengenai panjang gelombang yang telah ditempatkan
pada jendela photodiode, maka panjang gelombang tersebut akan memancarkan
elektron yang diteruskan kedalam hingga akan menimbulkan arus listrik sebagai
akibat dari laju pancaran elektron. Kemudian untuk menentukan stopping
potensialnya kita lakukan dengan memutar skalar voltmeter sampai nilai yang
ditunjukkan oleh ammeter tepat pada angka nol.
Adapun
nilai potensial stopping yang kami dapatkan pada setiap perlakuan baik untuk
lubang bidik berdiameter 2 mm, 4 mm, dan 8 mm semua bernilai negatif (-), hal
tersebut disebabkan fotoelektrik efek aparatus, posisi tombol voltage diatur
pada posisi 0 volt sampai -2 volt. Maksudnya nilai voltage yang dapat diukur
hanya potensial yang bernilai -2 volt sampai 0 volt.
Berdasarkan
analisa data yang kami peroleh, nilai konstanta Planck yang untuk lubang bidik
berdiameter 2 mm yaitu sebesar 2,849
J.s untuk lubang bidik berdiameter 4 mm yaitu 6,987
J.s dan untuk lubang bidik berdiameter 8 mm
yaitu sebesar
J.s . Dari hasil yang didapatkan, nilai
konstanta planck yang diperoleh berdasarkan perhitungan dengan rata-rata
sebesar 5,852
J.s
sedangkan pada literature sebesar 6,625
J.s
sehingga terdapat perbedaan selisih berapa angka.Hal tersebut
dikarenakan kurangnya ketelitian dalam mengamati nilai stopping potensial saat
setelah mengatur penunjukan angka nol pada penunjukan ammeter, pada saat
melakukan kalibrasi alat kurang tepat.Selain itu, alat yang digunakan (dalam
hal ini fotodioda) ruangnya kurang hampa udara, sehingga masih ada terdapat
molekul-molekul udara yang dapat mengurangi energi elektron.
Dari hasil pengamatan yang kami peroleh,
dapat disimpulkan bahwa panjang gelombang sangat mempengaruhi nilai stopping
potensial, dimana semakin besar panjang gelombang maka nilai stopping potensial
akan semakin rendah begitupula sebaliknya. Selain itu juga dapat diamati bahwa
semakin besar diameter lubang bidik, maka akan semakin besar nilai stopping
potensial yang diperoleh. Hal tersebut disebabkan karena berdasarkan teori
gelombang cahaya, sebuah atom akan menyerap energi dari gelombang
elektromagnetik yang dating dan sebanding dengan luasnya yang menghadap kearah
gelombang datang.
Pada percobaan ini ada beberapa faktor
yang menyebabkan tinggi atau rendahnya tegangan yang diperoleh, kemudian juga
cocok atau tidaknya konstanta planck yang didapatkan. Faktor-faktor tersebut
antara lain intensitas cahaya yang diberikan, lalu panjang gelombang yaitu yang
terdapat pada filter warnanya (merah, kuning, hijau, dan biru), dan stopping
potensialnya. Telah diketahui bahwa pemasangan filter warna untuk mengetahui
pengaruh panjang gelombang terhadap efek fotolistrik yang nantinya digunakan
untuk mencari nilai konstanta Planck. Maka semakin besar panjang gelombangnya,
energi yang dihasilkan juga akan semakin kecil, karena energi pada hal ini
besarnya sama dengan tegangan yang dicari, oleh karena itu ketika menggunakan
filter warna merah yang juga telah diketahui bahwa memiliki panjang gelombang
yang besar, akan dihasilkan tegangan yang kecil. Kemudian untuk intensitas
cahaya yang diberikaan dengan menggunakan empat variasi, dengan menggunakan
intensitas cahaya yang rendah maka akan didapatkan tegangan yang rendah pula,
tetapi apabila menggunakan intensitas yang besar maka tengangan pun ikut
bertambah besar. Dapat dikatakan bahwa intensitas sebanding dengan energi yang
dihasilkan.
BAB V
PENUTUP
- Efek fotolistrik adalah munculnya arus listrik akibat permukaan suatu bahan logam disinari. Arus listrik yang muncul ini adalah arus electron yang bermuatan negative.Sinar yang dating dipermukaan bahan adalah menyebabkan electron dan bahan keluar dan lepas dari bahan.
- Berdasarkan analisa data dari hasil pengamatan, adapun nilai konstanta planck yang kami peroleh adalah:
·
Untuk lubang bidik berdiameter 2 mm
h = 10,760
J.s
·
Untuk lubang bidik berdiameter 4 mm
h
= 6,987
J.s
·
Untuk lubang bidik berdiameter 8 mm
h = 7,720
J.s
5.2.Saran
Sebaiknya
dalam melakukan percobaan atau praktikum disesuaikan dengan materi perkuliahan,
karena fakta dalam lapangan lain materi yang disampaikan oleh dosen lain pula
yang dipraktekkan. Sehingga jangan heran mahasiswa kurang tau tentang materi
yang dipraktekkan.
Daftar
Pustaka
Anonim.2015. Efek
Fotolistrik. http://id.wikipedia.org/wiki/efek-fotilistrik. (diakses pada
05 Desember 2015).
Anonim.2015. Materi
Efek Fotolistrik. www.nusaprivat.com/efek-fotolistrik.
(diakses pada 05 Desember 2015).
Anonim.2015. Praktikum
Efek Fotolistrik.
Blogspot.co.id/pengertian-efek-fotolistrik-fotoelektron-html. (diakses pada 06
Desember 2015).
Tim Penyusun.2015. Penuntun
Praktikum Fisika Modern. Palu:Universitas
Tadulako
terima kasih informasinya sangat membantu dan bermanfaat. http://lesprivatjogja.com
BalasHapusmakasih kak, sangat bermanfaat untuk kami yang angkatan 2016 pend. fisika untad
BalasHapusSlot games for beginners - DrmCD
BalasHapusSlot games are by chance to play online and for fun. 상주 출장안마 But do you 거제 출장샵 know that 안성 출장샵 many online slot games can also be played by a group 계룡 출장안마 of professional 구미 출장마사지 people? There are numerous